Selasa, 03 November 2009

Negeri Gila

Gemuruh PESTA DEMOKRASI baru saja berlalu. Dari Pemilihan anggota Legislatif hingga pemilihan Presiden yang telah menghabiskan uang Negara trilyunan rupiah ini idealnya merupakan solusi bangsa terhadap kompleksitas ruwetnya permasalahan dinegeri ini. Kini masyarakat Pohuwato bersiap2 menghadapi PILKADA 2010. Dari milyaran anggaran yang terserap untuk agenda lima tahunan ini seyogyanya menelurkan solusi2 positif bagi negeri ini. Bukan sekedar melejitkan nama baru tokoh tokoh politik instan yang “katanya” akan berjuang untuk rakyat. Masih segar terpampang diingatan kita baliho-baliho dengan seabrek program kamuflase bermunculan bak jamur dimusim hujan….ramai menghias negeri, dari pusat kota hingga pelosok desa. Lihat juga semangat juang para calon legislative yang tak kenal lelah menyambangi masyarakat kecil dengan seabreg janji-janji yang kadang-kadang terkesan diumbar “seenak perut”nya.Awalnya kunjungan-kunjungan ini mengagetkan masyarakat. Bagaimana tidak, pejabat dan para tokoh yang kadang hanya bisa dikenal lewat polesan media cetak maupun elektronik dengan berita (yang katanya) positif hingga skandal-skandal yang kerapkali menyelubungi para elit-elit ini, kini sering datang menyambangi gubug-gubug reot mereka dengan dalih bersilaturrahmi. Bagaimana tidak?...orang-orang yang dihari-hari kemarin jika melintas menggunakan mobil dinas maupun mobil pribadi didesa ini dengan menutup rapat-rapat kaca jendelanya mobil ber ACnya, hari ini datang dengan senyum palsu dan lambaian tangan seolah-olah tulus, dengan kaca mobil dibuka lebar. Lalu mampir dengan setumpuk stiker dan sedikit uang bujukan.
Ini pemandangan biasa menjelang pemilu, entah pemilukada, pun pemilu legislatif. Tapi tunggu...jika pesta ini berakhir. Rakyat harus kembali berhadapan dengan realita kehidupan, bahwa mereka hidup dinegeri gila. Negeri yang rakyatnya harus menderita penyakit busung lapar di tengah kaya rayanya sumber daya alam negeri yang dijuluki “Jamrud khatulistiwa” ini. Negeri dimana rakyat sering menemukan ketidak adilan ketika mereka mencari keadilan. Negeri muslim yang lebih dikenal karena jumlah koleksi koruptornya dibanding ulamanya. Negeri yang anggota legislatifnya suka bagi-bagi sisa APBD nya daripada menolong rakyatnya yang sedang dicengkeram virus kefakiran. Negeri yang jumlah mesjid megahnya sangat banyak dengan lantai marmer tapi seringkali sepi dari suara adzan Rakyat memang harus jeli. Karena zaman kepalsuan sedang bergulir. seperti sabda nabi Muhammad SAW
"Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh tipu daya, di masa itu para pendusta dibenarkan omongannya sedangkan orang-orang jujur didustakan, di masa itu para pengkhianat dipercaya sedangkan orang yang terpercaya justru tidak dipercaya, dan pada masa itu muncul Ruwaibidlah, ditanyakan kepada beliau Saw apa itu Ruwaibidlah? Rasul menjawab: Seorang yang bodoh (yang dipercaya berbicara) tentang masalah rakyat/publik. [HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah].
Banyak orang hari ini menggunakan topeng malaikat untuk menyembunyikan wajah iblisnya. Sementara pesta ini tak akan banyak gunanya bagi kita. Hanya akan melahirkan penguasa-penguasa baru, yang akan berlomba-lomba menumpuk kekayaannya daripada membela hak-hak rakyat yang terzolimi.
Padahal sesungguhnya kekuasaan dan harta yang diperebutkan hari ini, akan dimintakan pertanggung jawabannya kelak oleh Sang Maha Mengadili…..semoga pemimpin dan para calon pemimpin negeri ini diberi petunjuk oleh Sang Maha Pemberi Petunjuk….amiiin.

Comments :

0 komentar to “Negeri Gila”


Posting Komentar

Assalam Allaikum, Wr Wb